Anak muda jaman sekarang kebanyakan lebih mementingkan dirinya sendiri dan smartphone nya. Sangat jarang sekali di dunia yang modern ini menemukan anak muda yang mementingkan lingkungan sekitar. Berikut ini adalah anak-anak muda yang umur nya masih dibawah 17 tahun yang dapat mengubah cara pandang anak muda lainnya di dunia ini.
Siapa saja anak muda itu?
1. Alex Scott
Alex Scott adalah anak kecil yang sangat gemar sekali menolong orang lain. Alex Scott didiagnosa menderita neuroblastoma, yaitu kanker pada sistem syaraf yang terjadi pada masa kanak-kanak. Ketika musim panas tiba, Scott yang masih berusia 4 tahun, dia punya kebiasaan untuk berjualan lemonade di sebuah stan atau pangkalannya. Dia berjualan seperti itu bukan karena sedang mengumpulkan uang untuk pengobatan atau untuk beli mainan. Tapi dia sedang menabung untuk disumbangkan ke Rumah Sakit Anak di Philadelphia. Sampai akhirnya dia menjadi pendiri organisasi “Alex Lemonade Stand”. Namun pada tahun 2004, malaikat mungil ini meninggal. Dan ia mewariskan organisasi tersebut, lengkap dengan dana 500 juta dollar atau sekitar 6,5 Trillyun rupiah, khusus untuk biaya penelitian kanker. Sungguh mulia anak ini.
2. Nikosi Johnson
Nama aslinya adalah Xolani Nikos, dia merupakan buah hati dari seorang ibu yang positif terkena HIV/AIDS. Oleh karena itu penyakit itu menurun ke Nikosi Johnson, penyakit itu sudah mengrogoti tubuh johson dari dia umur 3 tahun. Pada saat johnson ingin mendaftarkan diri untuk sekolah johnson tidak di terima di sekolah manapun karena penyakit nya itu. Akhirnya Johnson memutuskan untuk menjadi advokat bagi korban HIV/AIDS. Mulai dari situlah Johson menjadi perhatian publik, dia berusaha menanamkan kesadaran kepada masyarakat agar memberi hak yang sama pada penderita sepertinya. Menurut dia seseorang yang sudah terkena penyakit HIV/AIDS dan malah didiskriminasi itu malah membuat anak itu semakin terpuruk dan tidak punya semangat hidup lagi. Akhirnya dia bersama ibunya (Gail Johnson) kemudian membentuk semacam tempat perlindungan bagi para penderita HIV/AIDS yang masih bertahan. Sampai kemudian ia meninggal di usianya yang ke-12. Namun ‘tempat berlindung’ yang sudah ia bentuk itu masih terus hidup.
BACA JUGA : Ini Dia Beberapa Kreator Kartun Yang Meninggal Sebelum Menyelesaikan Karyanya!
3. Louis Braille
Ketika Braille umur 3 tahun dia mengalami kecelakaan di toko ayahnya bekerja, kecelakaan tersebut membuat efek yang buruk bagi indera penglihatannya, yang membuat matanya sedikit buram apabila melihat sesuatu. Akhirnya pada usia 5 tahun Braille mengalami kebutaan karena kecelakaan di toko ayahnya, karena Braille tidak ingin hidupnya redup hanya karena matanya buta akhirnya Braille pun daftar di Royal Institute, Paris, khusus bagi mereka tuna netra. Dari sana, ia menemukan konsep ‘braille’, yang memungkinkan orang tunanetra sepertinya bisa membaca dan menulis. Akan tetapi Braille meninggal dunia karena ada kecelakaan yang menimpanya. Tetapi Sekarang orang-orang tunanetra bisa menikmati penemuannya. Louis Braille benar-benar telah mengubah dunia, khususnya bagi mereka yang kehilangan nikmat untuk melihat.
4. Malala Yousafzai
Perempuan satu ini adalah perempuan taliban dimana dia ingin memperjuangkan perempuan harus diberi hak pendidikan, soalnya Taliban tengah berusaha untuk menekan pendidikan bagi perempuan di lembah Swat di Pakistan Utara. Karena perjuangan nya itu seseorang yang tidak suka dengan dia menembak kepalanya ketika dia dalam bus, tengah dalam perjalanan menuju sekolah. Namun ia bisa bertahan hidup. Ia pun jadi seorang anak yang menerima Noble Peace Prize atau nobel perdamaian. Dia bahkan jadi orang paling muda yang menerima penghargaan sebesar itu. Semuanya itu dia perjuangkan karena dia ingin wanita bisa mendapatkan pendidikan yang sama yang di dapatkan oleh laki-laki.
5. Ryan Hreljac
Pada saat ryan sedang sekolah seperti hari-hari biasanya, tiba-tiba gurunya menceritakan mengenai kehidupan di afrika yang sangat sulit menemukan sumber air. Dengar info yang menyedihkan itu Ryan langsung termotivasi untuk membuat sumur agar masyarakat afrika mempunyai sumber air dan mudah untuk mencari air oleh karena itu ryan mengisi hari-harinya itu untuk menabung. Dulu ia mengira, sumur itu akan menelan biaya sekitar 70 dollar atau kurang dari satu juta. Namun pemikirannya mulai berubah. Ia butuh uang yang lebih banyak, yakni 2000 dollar atau sekitar 25 juta rupiah. Akhirnya dia mulai gencar mencari dana dengan mengumumkan ke teman-temannya agar memberikan bantuan untuk masyarakat afrika. Hasilnya Ryan berhasil membuat sumur di Afrika dan sekarang ia sudah memiliki yayasan sumur Ryan aka “Ryan’s Well Foundation”. Ia tak hanya membangun sumur di Uganda, melainkan berkomitmen bakal meningkatkan kualitas hidup Afrika. Sebanyak 927 proyek sudah mereka laksanakan.
Itulah hidup anak-anak muda yang dapat mengubah cara pandang kita untuk saling peduli satu sama lain, tidak ada diskriminasi atau rasisme kita semua itu adalah sama jangan saling menjatuhkan satu sama lain. Bagi kamu yang masih muda ayo jangan sibuk dengan gadget kamu saja, liat sekitar kamu banyak sekali yang butuh pertolongan mu. semoga mimin hallobro peduli satu sama lain juga yah 🙂