Minggu, 13 Juli 2025, 20.27 WIB, Jakarta, Indonesia
Kabar mengenai kebijakan baru Uni Eropa (UE) yang mempermudah Warga Negara Indonesia (WNI) memperoleh visa Schengen multi-entry disambut dengan sangat positif oleh para pemangku kepentingan di dalam negeri. Kalangan parlemen, khususnya Komisi I DPR RI yang membidangi urusan luar negeri, menilai kebijakan ini sebagai sebuah “langkah maju” yang signifikan dalam hubungan diplomatik Indonesia-UE. Mereka memandang hal ini sebagai buah dari kerja keras diplomasi dan cerminan dari meningkatnya posisi tawar Indonesia di kancah internasional.
Apresiasi dari Parlemen Buah Diplomasi Jangka Panjang
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, memberikan apresiasi tinggi terhadap Kementerian Luar Negeri dan seluruh tim diplomat Indonesia yang telah berjuang untuk mewujudkan kemudahan ini. Menurutnya, keputusan Uni Eropa ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan hasil dari upaya diplomasi yang konsisten selama bertahun-tahun.
“Ini adalah sebuah kemenangan diplomasi. Komisi I DPR RI sangat mengapresiasi kinerja Kemenlu. Kebijakan ini menunjukkan bahwa Uni Eropa memandang Indonesia sebagai mitra yang setara dan dapat dipercaya,” ujar Meutya dalam keterangan persnya di Gedung Parlemen, Senayan. Ia menambahkan bahwa kemudahan visa ini akan berdampak positif pada banyak aspek, mulai dari percepatan kerja sama bisnis, pertukaran pelajar dan akademisi, hingga peningkatan arus wisatawan.
Mendorong Peningkatan Layanan Paspor
Dave Laksono, anggota Komisi I, menambahkan bahwa pemerintah Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk terus meningkatkan kualitas layanan keimigrasian di dalam negeri. “Dengan kemudahan dari pihak UE, kita di dalam negeri juga harus memastikan layanan pembuatan paspor, terutama e-paspor, semakin cepat, mudah, dan bebas dari pungli. Ini adalah dua sisi mata uang yang saling mendukung,” kata Dave. Ia mendorong Direktorat Jenderal Imigrasi untuk terus berinovasi agar WNI dapat memanfaatkan peluang ini secara maksimal.
Dampak Positif Lintas Sektoral Gairah Baru di Sektor Pariwisata dan Bisnis
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menyambut kabar ini dengan euforia. Ketua Umum ASITA, Nunung Rusmiati, memprediksi akan terjadi lonjakan permintaan paket tur ke Eropa. “Visa seringkali menjadi salah satu kendala utama. Dengan adanya visa multi-entry jangka panjang, WNI akan lebih fleksibel merencanakan perjalanan. Mereka bisa saja melakukan beberapa perjalanan singkat ke Eropa dalam setahun tanpa harus apply visa lagi. Ini akan menggairahkan industri tour and travel,” jelasnya.
Pelaku dunia usaha juga menilai bahwa kemudahan ini akan memangkas biaya dan waktu. Seorang eksportir furnitur ke Eropa, Budi Santoso, mengaku sangat terbantu. “Selama ini setiap ada pameran atau pertemuan mendadak dengan buyer, kami harus buru buru urus visa. Dengan visa multi-entry 5 tahun, mobilitas kami akan jauh lebih efisien dan efektif. Ini jelas mempermudah ekspansi bisnis kami,” ungkapnya.
Harapan untuk Kebijakan Bebas Visa
Meskipun menyambut baik, beberapa pihak berharap pemerintah segera mengambil langkah progresif dengan memberikan bebas visa Schengen bagi WNI, seperti yang telah diterapkan untuk warga negara Malaysia dan Singapura. “Ini adalah langkah maju yang sangat baik. Kami berharap pemerintah terus berjuang agar suatu saat nanti, paspor Indonesia bisa mendapatkan fasilitas bebas visa ke Eropa. Itu akan menjadi pencapaian diplomasi tertinggi,” kata pengamat hubungan internasional, Hikmahanto Juwana.
Respons positif dari DPR RI dan berbagai sektor di dalam negeri menegaskan betapa pentingnya kebijakan pelonggaran visa Schengen multi-entry ini bagi Indonesia. Ini bukan sekadar kemudahan administratif, melainkan sebuah pengakuan atas kemajuan dan reputasi Indonesia di panggung global. Sambil menikmati kemudahan yang ada, harapan dan dorongan agar diplomasi Indonesia terus bekerja menuju target yang lebih tinggi, yaitu bebas visa, akan terus menggema.